Minggu, 12 Juli 2009

ADA KALANYA CINTA TAK TERBALAS


LIburan akhir semester ini telah datang. Golly dan teman-temannya akan merayakan liburan di villa milik ayah Harun. Agar liburan mereka tak membosankan, mereka pun mengajak Pidi, Rinda, dan Medi. Ada satu lagi sahabat Golly dan Harun yang akan ikut, yakni Demo. Anak yang sebenarnya menjadi pujaan setiap cewek di sekolah. Banyak cewek yang mengelu-elukannya tapi dia hanya diam dan tak sedikit pun mau menanggapi ulah cewek-cewek di sekolah. Pernah suatu ketika ada anak cewek yang saking senengnya sama Demo rela naik tower sekolah dan ngancem pingin bunuh diri lantaran tuh cewek cintanya ditolak Demo. Tapi Demo menanggapi hal ini dengan statement yang dingin. Dia berkata bahwa cinta tak membutuhkan hal-hal bodoh untuk dibuktikan. Demo adalah pribadi yang pendiam dan setia kawan. Dia pun pandai dalam menghadapi segala masalah. Dan dia tampan, tak ada alasan jika tak ada cewek yang tak suka padanya.
Liburan akhir semester sekaligus liburan kenaikan kelas akan sangat berharga sekali untuk Golly karena apa, karena dia merasa akan mendapatkan tambatan hatinya. Sejak duduk di kelas satu SMA Golly yang memimpikan sosok putri istana bermahkotakan pesona yang cantik nan jelita tak henti-hentinya mengharapkan Rinda. Kuncup bunga harapan Golly pun semakin mekar karena akhir-akhir ini Rinda mendekati Golly. Menanyakan keadaan Golly setiap saat dan akhir-akhir ini mereka sering pergi berdua untuk hang-out. Seolah-olah panglima besar perang yang cerdik, Golly pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk menyatakan cintanya pada Rinda pada liburan mereka di villa. Harun yang menjadi ketua panitia liburan, hanya mengikuti rencana Golly. Karena rencana liburan di villa ini pun adalah proyek cinta jangka panjang Golly. Golly pun meminta Harun untuk tak menceritakan hal ini pada siapa pun termasuk Demo,sahabat mereka sendiri.
Angin puncak yang syahdu menggoyangkan setiap dahan dan ranting setiap pohon. Tak ada yang protes pada angin puncak, karena itu sudah tugasnya untuk membuat suasana menjadi beda dari suasana di tempat lain. Suara jangkrik bersahutan mewarnai malam, seolah ingin menghibur penghuni baru sebuah villa yang ramai dengan canda tawa yang tiada hentinya. Belalang dan binatang malam lainnya di tempat itu pun ikut tersenyum. Tak boleh ada yang sedih. Harun yang dari tadi menceritakan kepada teman-temannya mengenai semua kejadian konyol yang pernah terjadi di villanya itu membuat teman-temannya tak berhenti tertawa. Dimulai dari adiknya yang kedinginan saat mandi karena belum mengetahui kalau air di puncak itu dingin kemudian mengenai kakeknya yang tak tahan udara dingin dan malah sakit-sakitan sepanjang liburan. Kejadian itu semua terjadi saat Harun dan keluarganya baru pertama kali menjajaki villa ini. Tawa pun meledak di ruangan itu. Tawa dan senyum manis di bibir Rinda pun dapat dirasakan Golly. Baginya, senyum Rinda telah menusuk setiap dinding pembuluh darah dan tak kan pernah dia biarkan berlalu begitu saja. Hari itu adalah hari pertama mereka merasakan dinginnya malam di puncak. Malam mengiringi kebahagiaan mereka dan setia menemani hingga larut.
Pagi menyapa enam pemuda pemudi yang ada di villa. Apalah artinya pagi jika tak ada yang menghiburnya dengan senyum, memberikan semangat untuknya agar tetap menyongsong mentari. Lagi-lagi Rinda yang menebarkan senyum. Mengawali hari kedua liburan mereka dengan semangat. Golly, Harun, Demo, Pidi, Medi, dan Rinda bersiap untuk bersepeda ria mengitari komplek villa di daerah puncak. Tak ada hal yang paling indah di dunia ini kecuali ciptaan-ciptaan Tuhan, kebesaran-kebesaran, dan karunia-Nya. Sungguh takjub melihat hijaunya pepohonan yang seolah-olah saling bergandengan satu sama lain. Embun menetes dari daun bergantian. Kicau burungmendendangkan lirik-lirik lagu layaknya panggung orkestra yang megah. Itulah aroma pagi yang khas dan unik. Sajian berikutnya adalah pemandangan bukit dan lembah yang berkelok-kelok dipadu dengan sinar matahari yang teduh. Indonesialah yang mempunyai ini semua.
Ketika di perjalanan tiba-tiba sesuatu terjadi. Rinda yang saat itu tengah manikmati keindahan alam tiba-tiba lengah dan seketika itu ada batu kecil yang mengganggu laju alur dari roda sepeda milik Rinda. Rinda pun jatuh. Semua berhenti dan langsung menolongnya. Golly yang paling panik. Namun semua dapat ditenangkan Demo. Rinda tidak apa-apa, hanya saja kakinya terkilir. Untunglah mereka belum terlalu jauh dari villa. Rinda pun dipapah menuju villa oleh Demo dan dibantu Golly. Rinda saat itu amat kesakitan namun rasa sakit itu dapat lenyap seiring dengan sesuatu yang baru ia rasakan. Sesampainya di villa, segera saja Harun memeberi tahu pak Jan si penjaga villa untuk mencarikan tukang pijat. Rinda pun akhirnya dapat sedikit lebih baik berkat bantuan dari ibu tukang pijat. Hanya saja Rinda butuh istirahat untuk memulihkan kondisinya sekarang ini. Golly yang mencemaskan kondisi Rinda. Ia pun menemani Pidi dan Medi manjaga Rinda. Pidi mengerti betul apa yang sedang dirasakan oleh Golly. Setiap orang pasti akan cemas sekali jika orang yang dikasihi sedang terluka. Pidi pun mencoba menenangkan kagelisahan di hati Golly. Medi juga membantu Pidi menenangkan Golly.
Malam kembali menyapa menggantikan siang dan memang begitulah semestinya. Jika kemarin ada rasa bahagia yang menghiasi sepanjang malam kali ini tidak. Kebahagiaan itu sedikit surut karena adanya kejadian tadi pagi. Jangkrik dan belalang beserta bintang lainnya yang mananti adanya canda tawa tak kunjung datang. Semuanya berkumpul di gazebo di halam belakang villa. Meski suasana sedikit berbeda dari malam sebelumnya, tetapi Harun sebagai ketua panitia liburan tak ingin acara liburan yang ia adakan hancur sia-sia. Dia pun mencoba menghibur teman-temannya dengan lantunan-lantunan tembang syahdu meskipun suaranya di bawah rata-rata tapi harus diakui bahwa usahanya tak sia-sia. Pidi dan Medi pun ikut bernyanyi. Rinda pun ikut bernyanyi meski ia tengah dirundung musibah tapi karena melihat teman-temannya bahagia dia tak mau ketinggalan. Golly pun kini agak sedikit lega melihat adanya senyuman yang terpancar dari raut wajah Rinda. Kecemasannya sedikit demi sedikit lenyap. Rencananya untuk menyatakan isi hatinya pada Rinda pun mungkin dapat dilakukan tapi entah jadi atau tidak.
Ketika Harun selesai menyanyi tiba-tiba Rinda ingin berbicara tentang sesuatu yang sepertinya serius. Golly pun terkejut. Ada apakah gerangan. Semua mata tertuju pada Rinda. Rinda yang merasa sudah merenggut perhatian semua teman-temannya pun mulai menyatakan sesuatu. Sesuatu yang telah sekian lama ia pendam dan ia rahasiakan. Kini adalah saat yang tepat untuk meberitahukan pada semuanya bahwasannya Rinda selama ini telah memendam rasa pada Demo. Cowok paling tenar di sekolah itu memang telah menghancurkan konsentrasi Rinda selama ini. Semua yang menyebabkan Rinda mampu melupakan segala hal yang pahit dalam hidupnya adalah Demo. Ayah ibu Rinda telah bercerai dan tak lagi peduli kepadanya. Kehadiran Demo walau hanya sekejap akan sangat membahagiakan Rinda. Seketika itu juga hujan metor bertebaran di syaraf-syaraf yang terdapat di tubuh Golly. Semua organ inderanya tak berfungsi dan detak jantungnya sempat berhenti ketika mendengar itu semua. Lebih sakit daripada dihempas ombak badai dan lebih perih daripada dihunus panah. Bahkan setiap kata yang ada tak akan bisa menggambarkan bagaimana Susana hati Golly saat ini. Dia menyingkir dan berpura-pura ingin ke toilet. Pidi,Medi, dan Harun masih tercengang dengan hal yang baru saja terjadi. Sebuah pengakuan yang berani dan tak akan pernah bisa dipercaya. Tapi itu adalah hak Rinda. Dia juga seorang manusia yang ingin mencintai. Demo masih duduk di mulut gazebo dan terdiam. Dia pun tak mengira jika begini adanya.
Golly duduk merenung di teras lantai atas yang menghadap ke arah halaman depan villa. Dia yang berharap banyak dari Rinda kini harus menerima kenyatahan pahit. Kenyataan yang tak akan pernah bisa diubahnya. Semua harapan, angan-angan, dan ambisi yang ingin ia wujudkan kini harus ia kubur dalam-dalam. Keresahan yang ingin ia hapus ternyata malah terjadi. Rinda mendekati Golly hanya agar bisa lebih dekat pula dengan Demo. Golly masih menatap langit hitam tak berbintang. Namun malam berjanji akan mencoba membantu Golly mengubur semua kenyataan pahit itu. Jangkrik, belalang, dan binatang lainnya ikut merasakan apa yang Golly rasakan. Angin puncak mempunyai cara tersendiri untuk menghibur kesedihan hati Golly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar